1.Komputer DNA
Para peneliti Swedia membangun serat optik untuk komputer dari sebuah campuran DNA dan zat pewarna (chromophor). Tetapi masalah terbesarnya, serat optik organik ini masih menyerap 70% sinar yang dipantulkannya.
Komputer DNA ini hanya terdiri atas satu tetes air saja. Komputer terkecil di dunia ini menggunakan molekul-molekul DNA dan enzim-enzimnya dalam satu tetes air tersebut sebagai sarana input (masukan data), output (keluaran data), software (perangkat lunak), dan hardware (perangkat keras).
Pada Februari 2003, penemuan ini akhirnya tercatat dalam Guinness World Records sebagai "The Smallest Biological Computing Device" atau Komputer Biologis Terkecil di Dunia. Hebatnya lagi, komputer supermini ini memiliki kecepatan 100.000 kali lebih cepat daripada komputer konvensional tercanggih yang ada saat ini!
2.Exoskeleton
Exoskeleton merupakan steroid dari para peneliti. Exoskeleton ini dikenakan seperti pakaian. Di Dalamnya, terdapat sistem-sitem hidraulik yang membantu mereka untuk membawa beban berat. Saat ini, militer AS sedang menguji sebuah sistem dengan nama “Hulk“, sebuah istilah yang dipinjam dari tokoh komik raksasa berwarna hijau.
3.Lensa Kontak Augmented Reality
Lensa Kontak Augmented Reality adalah Apps Smartphone yang dapat mengirim info web tentang suatu gambar bukan yang baru. Sekarang, contact lens juga menawarkan fungsi demikian. Di dalamnya, terdapat layar LED dan mendapat arus melalui sinyal radio.
4.Kumbang Robot
Kumbang Robot. Mengedalikan kumbang hidup sepertinya hanya terdapat di film-film fiksi, namun University of California dan Kementerian Pertahanan AS berhasil mewujudkannya. Sebuah robot mini yang berbentuk seperti seekor kumbang dikembangkan untuk membantu proses operasi medis. Untuk memasukkan robot ke dalam tubuh pasien yang akan diobati, tak perlu pembedahan besar dan cukup satu sayatan kecil. Robot mini tersebut dilengkapi sejumlah komponen utama seperti kamera, sensor, dan lengan penyuntik obat.
5.Robot Tikus
Robot Tikus. Peneliti dari Universitas Reading berhasil membangun sebuah robot. Sederhana saja, tiga roda dan sepasang indikator. Tidak ada yang rumit selain otak tikus yang mengendalikan robot tersebut. Sel otak menerima sinyal listrik, memprosesnya, dan memberikan perintah. fungsi robot tersebut belum banyak selain mendeteksi obyek dan dinding. robot tikus yang dinamakan Scratchbot ini diklaim mampu mencari korban bencana yang tersembunyi di antara reruntuhan bangunan. Hebatnya lagi, si robot tikus cukup menggunakan kumisnya untuk melacak korban. Teknologi Scratcbot memang terinspirasi dari tikus termasuk kemampuan sensor di kumis tersebut untuk mengenali lingkungan sekitar dan mengidentifikasi berbagai benda.
6.Implant Penyembuh
embungkus LED dalam lapisan karet silikon sangat tipis yang membuatnya tetap dapat berfungsi, bahkan bila terkena cairan. Teknologi ini akan dikomersilkan dalam beberapa tahun mendatang oleh Mc10, sebuah perusahaan baru yang didirikan oleh Roger.
Selain dapat digunakan untuk membuat penggunanya telihat seperti manusia robot dengan LED memenuhi kulit, tim tersebut perpendapat array LED dapat digunakan untuk keperluan lain seperti memantau penyembuhan luka maupun sebagai alat terapi menggunakan sensitifitas cahaya. Sebuah jaringan dari LED fleksibel dapat membantu penyembuhan. Jaringan tersebut ditanam di bawah kulit, menghantarkan obat dengan cepat dan mempercepat proses penyembuhan.
7.Mata Buatan
Sejak 20 tahun yang lalu, para peneliti MIT sudah bekerja pada Boston Retinal Implant Project. Tujuan mereka, membuat mata buatan bagi para tunanetra. Pada Pasien dipasangkan sebuah chip receiver pada jaringan kulit yang akan menerima data-data digital dari sebuah kacamata kamera digital. Mata buatan ini sudah dicoba pada manusia sebanyak 6 kali. Perangkat dapat dipasang langsung ke saraf optik dan didasarkan pada metode implan cochlear (koklea). Mata bionik yang disebut Argus II ini bekerja lewat kamera yang terpasang pada pada lensa kacamata. Gambar yang ditangkap oleh kamera ini kemudian dikirim lewat gelombang ke penangkap dan panel elektroda yang ditanam dalam bola mata dan menempel pada retina. Gelombang yang ditangkap oleh alat penerima ini kemudian dikirim ke elektroda yang akan mengirimnya lewat rangsangan pada saraf retina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Selamat Datang , Silahkan Sampaikan Komentar Anda"